Kenyataan Pahit di Sekolah

Posted on

Kenyataan Pahit di Sekolah

Pada suatu hari, aku pulang sekolah agak malam yaitu sekitar pukul 8, soalnya banyak tugas club yang harus dikerjakan dan besoknya harus dikumpulkan. Akhirnya malam itu aku bersama teman-temanku selesai mengerjakan tugas membuat web site club sepak bola di sekolahku.

Oooo.. iya aku lupa berkenalan. Aku orang Bandung, dan aku sekarang kelas 1 SMU. Namaku Nisa. Lalu aku menyerahkan disket itu kepada temenku (ketua kelompok) untuk diserahkan kepada guruku besoknya. Lalu setelah pulang, aku dan temenku berpencar, karena rumahku dekat, maka aku memilih untuk mengambil jalan pintas sebab aku jalan kaki.

Pada saat aku melewati gang yang gelap, maka aku sepertinya dibius oleh seseorang. Setelah aku sadar, aku sudah berada di tempat tidur dan aku tidak tahu dimana aku sekarang. Yang kutahu sekarang aku berada dengan 3 orang laki-laki.

Laki-laki itu membawa kamera dan handycam. Pada saat itu aku nggak tahu aku mau diapakan, dan kepalaku masih sangat pusing dan tubuhku lemas sekali. Lalu salah satu laki-laki itu mendatangiku dan melepas bajunya sampai tel*nj*ng bulat.

Saat itu pula aku sadar kalau aku mau diperk*sa. Lalu laki-laki itu ganti melucuti pakaianku satu persatu, sampe pada saat mau melepas B*ha dan C*-ku aku berusaha untuk melawan tetapi aku tidak bisa karena kepalaku masih sangat pusing dan tubuhku masih lemas.

Lalu akhirnya pria itu berhasil melepas semua pakaian yang ada di tubuhku, dan akhirnya aku tel*nj*ng bulat. Dia lalu mulai merab*-rab* seluruh lekuk tubuhku, aku melihat pen*snya yang mulai membesar dan menegang, lalu pen*snya digesek-gesekkan ke kaki, perut dan pay*daraku.

Entah kenapa tubuhku merasa geli dan pay*daraku merasa mengeras. Setelah puas merab*-rab* tubuhku yang tel*nj*ng bulat, lalu dia mulai memasang semacam alat. Dia berkata kepada temannya, “ambilkan aku alat k*ndom.”

Dan ternyata aku baru sadar bahwa tujuannya berikutnya adalah di v*ginaku. Dan aku baru sadar pula bahwa sejak tadi aku telah direkam oleh HandyCam dan oleh kamera foto. Lalu orang itu memasang alat kontr*sepsi tersebut ke pen*snya yang tegang.

Dan seketika itu juga v*ginaku dimasuki oleh pen*snya bagaikan pesawat roket yang meluncur ke lubang kecil.Pada saat pertama kali pen*snya masuk ke v*ginaku, v*ginaku terasa sakit, tetapi setelah beberapa menit berlalu v*ginaku terasa nikmat dan geli,

Orang itu memompa terus pen*snya ke v*ginaku, dan akhirnya v*ginaku mengeluarkan cairan putih kental, dan sedikit darah, aku tahu mungkin v*ginaku sudah berlubang karena dimasukki oleh roket yang ditembakkannya padaku. Seketika itu juga badanku terasa lebih lemas, dan baru pertama kalinya dalam hidupku ada perasaan yang bercampur aduk semacam ini.

Aku semakin meronta dan mend*sah, “ahhh… ahhh… ahhh.,” tetapi dia belum puas dan terus menc*umiku dan merab*-rab* pay*daraku yang mengeras. Setelah beberapa menit berlalu aku sampai tidak bisa apa-apa karena tubuhku sudah tidak bisa digerakkan karena terlalu lemasnya.

Setelah sekitar satu jam dia meniduriku, dia kelihatannya sudah puas dan memberi aku waktu untuk bernafas. Dia memberiku istirahat selama kurang lebih dua jam, setelah sadar aku melihat pria yang satunya lagi membuka bajunya sampai tel*nj*ng bulat. Aku takut sekali jangan-jangan mereka bertiga akan memperk*saku bergantian.

Dan ketakutanku ini menjadi kenyataan, pria yang kedua itu kembali meniduriku dan merab*-rab* tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia juga membawa bulu sulak, dan mengesek-gesekkan bulu itu ke kakiku dan setelah itu ke pay*daraku dan setelah itu baru ke v*ginaku. Aku merasa geli luar biasa di dalam hidupku.

Setelah puas bermain-main dengan tubuhku, maka ia mulai memasukkan roketnya ke dalam v*ginaku, dan ini roket dari jenis yang ke 2 yang masuk ke dalam v*ginaku. Setelah itu, dia memompa dengan sekuat tenaga sampai keluar cairan lagi dan tubuhku kembali lemas, dia men*duriku selama kurang lebih satu jam dengan posisi tubuh tengkurap.

Setelah itu aku diberi waktu istirahat kembali kurang lebih 1 jam. Setelah ini aku berfikir bahwa orang ketiga ini akan memperk*saku seperti yang lainnya, dan aku akan pasrah. Dan benar, dia kemudian memompa pen*s yang sudah dilengkapi dengan alat kontr*sepsi.

Tetapi orang ini liar sekali. Dia ini lain dari kedua temannya yang membuat aku nikmat. Dia ini memompa pen*snya dengan liar dan dengan sekuat tenaga, dia mengabaikan rontaanku dan d*sahanku yang semakin keras suaranya. Dia menikmati tubuhku selama kurang lebih 2 jam. Dan entah rasanya ini apa, tetapi aku sangat mengantuk atau aku sedang pingsan aku tidak tahu.

Setelah aku bangun, kamar ini dalam keadaan kosong, dan aku melihat tubuhku sendiri yang masih dalam keadaan tel*nj*ng bulat dan dengan penuh cairan-cairan kental. Lalu aku berniat bangun dari tempat tidur itu, tetapi aku mengalami kesulitan karena tubuhku masih lemas karena telah diperk*sa oleh 3 orang secara bergantian.

Tetapi aku berusaha kembali dengan sekuat tenagaku untuk bangun, dan aku mencari pakaian seragamku yang kupakai tadi malam. Tetapi seragam itu sudah tidak ada. Lalu aku berjalan ke pintu keluar, dan aku terkejut karena rumah ini begitu besar.

Dengan tubuh yang tel*nj*ng maka aku menuju ke suatu ruangan, mungkin ini adalah ruang tamu, dan aku mendengar seseorang telah menelepon seseorang. Katanya,

“Ya, aku telah menikmati tubuh gadis itu, kalau kamu tidak percaya aku dapat memperlihatkan rekaman kejadian yang nikmat semalam kepada kamu, dia lumayan cantik dan rasanya nikmat sekali, tubuhnya putih sekali, lebih putih di luar dugaanku kalau kamu mau mencoba, kamu boleh datang ke rumahku. Apa? Minggu depan? Tidak usah kuatir itu bisa diatur. Sekarang kamu kalah dan aku beri waktu sampai nanti sore untuk memberisan uangnya kepadaku”.

Aku baru sadar bahwa aku adalah barang taruhan, dan jika dia berhasil menikmati tubuhku maka dia menang. Lalu aku memberanikan diri untuk mengintip ruangan itu dan aku melihat pakaianku di dekatnya. Maka aku menemuinya dan memintanya, tetapi dia berkata,

“Baik ini ambil pakaianmu, tetapi C*, kaos dalam, dan B* mu aku bawa untuk kenang-kenangan. Jangan mencoba untuk melaporkan kejadian ini ke polisi, kalau kamu tidak ingin semua temanmu tahu akan hal ini. Kalau kamu kusuruh datang ke sini, maka kamu harus datang, jika kamu menolak, maka aku akan menyebarkan rekaman dan foto-foto itu kepada seluruh teman-temanmu.

Aku sudah membuat surat palsu bahwa kamu tidak masuk ke sekolah hari ini karena sedang sakit. Setiap jam istirahat pertama kamu harus menemui aku di kelasku, di 3 IPA 2, dan kamu setiap sekolah jangan memakai C* dan B*, terutama pada saat olahraga. Kalau kamu tidak menaati peraturan ini, kamu akan kukirimkan ke tempat pel*curan selama semalam.”

Aku menyetujuinya, dan setelah itu dia memberisan pakaianku. Aku merasa deg-degan dan pay*daraku kembali mengeras karena aku tel*nj*ng bulat di depan seorang laki-laki. Lalu aku memakai pakaian OSIS, dan rasanya aneh sekali, rasanya seperti tidak memakai pakaian sebab pay*daraku masih agak terlihat transparan, dan aku tidak memakai C*.

Setelah itu aku pulang dengan taksi, dan aku berusaha menutupi pay*daraku yang besar dengan lengan tanganku supaya tidak dilihat oleh supir taksi itu. Tetapi pay*daraku masih terasa keras dan tegang sehingga put*ngnya masih dapat terlihat walaupun transparan.

Aku sampai di rumah sekitar jam 10-an, dan aku tahu bahwa ayah dan ibuku sedang kerja dan tidak ada di rumah. Lalu pembantuku membukakan pintu, tetapi aku masih berusaha menutupi pay*daraku agar tidak terlihat. Setelah masuk ke dalam rumah, maka aku langsung ke kamar, lalu mandi dan ganti baju.

Aku berusaha mencari alasan jika ditanya oleh ayahku mengapa aku kemarin tidak pulang. Akhirnya aku mendapatkan alasan yang tepat. Aku kan sering pergi ke rumah saudaraku di dekat sekolahku dan kadang-kadang tanpa izin terlebih dulu.

Lalu aku tidur sampai sore, dan ayahku pulang, lalu aku bilang kepada ayahku bahwa aku kemarin tidak pulang ke rumah karena sudah terlalu malam dan aku menginap ke rumah saudara. Setelah besoknya aku sekolah maka sesuai persetujuan, aku tidak memakai B* dan C* untuk ke sekolah, dan aku hanya memakai kaos dalam dan seragam pramuka.

Sesampai di sekolah aku merasa asing dan malu, jangan-jangan ada yang tahu kalau aku diperk*sa. Tetapi aku berusaha PD, dan tidak memikirkan kejadian itu, tetapi aku tidak bisa, bahkan di dalam pelajaran pun aku tetap memikirkan kejadian semalam.

Setelah istirahat pertama, maka aku mencari kelas 3 IPA 2, dan aku tahu bahwa mereka bertiga adalah teman sekelas. Lalu mereka pura-pura baik padaku, dan akhirnya aku tahu nama-nama mereka satu per satu. Yang memperk*saku pertama kali bernama Mike, yang kedua bernama Rick, yang ketiga bernama Toni.

Lalu Mike memperkenalkan aku kepada teman-teman sekelasnya seolah-olah aku ini adalah pacarnya. Mereka lalu mengatakan bahwa mereka mengincar aku sejak lama, dan sejak aku bertugas sebagai pengibar bendera, maka mereka melihat ada murid baru yang cantik dan bodynya bangkok, dengan pay*dara yang besar pula untuk gadis seumuranku.

Lalu setelah ia tahu bahwa aku akan pulang malam pada saat itu, maka mereka merencanakan niat itu. Lalu aku dipaksa duduk di sebelahnya dan memasukkan tangannya ke dalam rokku untuk memastikan bahwa aku tidak memakai C*.

Ternyata tidak cuma itu saja, dia terus-terusan merab*-rab* v*ginaku sehingga terasa geli dan akhirnya pay*daraku mengeras lagi. Lalu Mike membuat jadwal aku harus disuruh ke rumahnya hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Kalau Selasa untuk Rick, kalau Kamis untuk Toni, dan kalau Sabtu untuk Mike. Dan Mike bilang kalau besok Sabtu aku akan dijemput, pacaran dulu baru buka-bukaan. Aku tahu bahwa mereka itu cuma ingin menikmati tubuhku dan nggak akan membuat tel*nj*ng.

Pada saat berhubungan bersama Mike aku terkejut mengapa Mike nggak pake k*ndom? Lalu aku sangat takut kalau aku bakal hamil, dan ternyata Mike memompa pen*snya di bawah pay*daraku, di atasnya perut, dan tubuhku penuh dengan cairan lengket.

Lalu Mike mengambil k*ndomnya dan memasangnya, lalu memompanya di dalam v*ginaku sampai pagi. Aku juga merasa hubungan itu hubungan yang nikmat dan enak, membuat tubuh terasa geli. Dan aku sekarang tahu banyak dari pengalaman s*x bersama mereka. Dan aku diajari bermacam-macam gaya, seperti gaya 6*.

Setelah nanti keluar cairan pasti tubuh ini akan lemas sedikit, tetapi akan merasa nikmat. Pernah juga aku diolok-olok sama teman sekelas gara-gara aku nggak pake B* saat olahraga. Pada saat itu olahraga sedang latihan lari, dan temanku melihat dan memperhatikan bahwa pay*daraku terlihat bergoyang kencang sekali dan terlihat besar.

Maka mereka bertanya kepadaku, “Nis, kamu nggak pake BH ya?”
Aku berbohong dan menjawab, “pake koq.”
Karena teman-temanku banyak yang nakal, setelah gurunya pergi lalu mereka bersama-sama memegangi tubuhku dan lainnya membuka bajuku untuk membuktikan bahwa aku nggak pake B*.

Lalu kaos olahragaku dibuka dan mereka melihat bahwa aku benar-benar tidak pake B*. Lalu teman-teman pada mengejekku dan menertawakanku. Lalu aku cepat-cepat menutupi pay*daraku dan dalam pikiranku adalah menunggu mereka pergi dulu baru memakai kaos lagi.

Tetapi si Nisa tidak puas dan dia menghasut teman-teman begini katanya, “jangan-jangan dia juga nggak pake C*, kita lepas celananya aja yuk.”
Lalu mereka kembali memegangi tubuhku dan melempar kaos yang sedang kupegang ke lapangan, dan si Nisa langsung melepas celanaku dan melempar celanaku ke tengah lapangan.

Pada saat itu aku merasa malu yang luar biasa selama hidupku. Aku pada saat itu tel*nj*ng bulat di hadapan teman-teman sekelasku. Dan mereka pada tertawa, mereka malah menggodaku dengan membawa lari kaos dan celanaku. Dan aku mengejar mereka dengan tubuh tanpa busana di lapangan basket sekolahku.

Lalu rasanya aku hampir menangis. Dan setelah puas menggoda aku, maka si Dewi mengembalikan baju dan celana kepadaku. Ini pengalaman pertamaku lari b*gil di lapangan dan dilihat banyak orang. Aku malu sekali, karena v*ginaku sudah berbulu dan pay*daraku menjadi besar karena tel*nj*ng di hadapan orang banyak.

Lalu teman-temanku mengejekku bahwa pay*daraku besar sekali untuk gadis yang baru berusia 16 tahun. Yang menjadi beban mentalku yang lain adalah aku seringkali digoda oleh teman-temanku dan menyuruh aku menari tel*nj*ng di depan kelas jika guru tidak ada atau pada saat pelajaran kosong.

Dan kalau aku tidak mau maka mereka menjadi liar, mereka mengunci pintu keluar kelas, dan menyuruh satu orang untuk mengawasi jika ada guru yang datang, lalu mereka menggendongku, melepas semua pakaianku sampai tel*nj*ng bulat, dan mengikatku di atas meja,

Dan bukan cuma laki-laki yang mengerumuniku tetapi juga banyak juga yang perempuan, mereka semuanya mempermainkan tubuhku, mengg*rayangi semua tubuhku dari ujung rambut sampai telapak kaki. Mereka mencubiti aku bagaikan barang dagangan.

Ada pula yang mempermainkan pay*daraku bagaikan s*s* sapi. Bahkan ada yang membawa gunting untuk menggunting bulu-bulu v*ginaku. Tubuhku terasa geli sekali dan merasa bahwa aku ini hanyalah seperti barang dagangan yang dipertontonkan orang banyak.