Sekilas Tatap, Sejuta Rasa: Perkenalan dengan Janda Cantik

Posted on

Sekilas Tatap, Sejuta Rasa: Perkenalan dengan Janda Cantik

Perkenalakan Namaku Rahmat, usiaku saat ini 24 tahun, status ku Saat ini adalah sebagai Mahasiswa. Kalau menurut teman-temanku, aku ini termasuk orang yang ulet dan Mandiri, selain kuliah aku juga bekerja. Disini aku akan menceritakan kisah mes*m-ku dengan seorang janda muda dan h*t sekali.

Awal mula cerita s*ks ini bermula pada saat aku jalan-jalan dengan teman-temanku. Ketika itu aku dan teman-temanku berjalan-jalan di tempat para berkumpulnya kalangan anak muda. Pada saat itu ketika sedang melintas di jalan Tebet aku melihat ada seorang cewek, lalu tanpa berfikir panjang aku menghentikan mobilku, lalu aku-pun menghampirinya dan akhirnya kami-pun berkenalan.

Setelah berkenalan, aku-pun tahu nama cewek tersebut adalah Denisa. Kamipun kemudian mengobrol, setelah beberapa saat kami mengobrol, akupun akhirnya tahu bahwa dia ternyata masih berumur 20 tahun. Gambaran tentang gadis itu seperti ini, tinggi badan sekitar 168 cm, berat bdan 65 kg dan ukuran **-nya jika aku perkirakan sekitar 34B.

Setelah kami selesai mengobrol, akhirnya aku menawarkan untuk mengantar pulang Denisa, dan dia-pun setuju. Dalam perjalanan pulang kami berbicara tentang hobi, makanan kesukaan, dan lain-lain. Setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami-pun sampai dirumah Denisa.

Sebelum aku berpamitan pulang aku meminta nomer telefon Denisa, dengan alasan aku ingin komunikasi agar pertemanan kami berlanjut. Singkat cerita pada esok harinya kira-kira pada pukul 09.00 pagi, Denisa menghubungi aku by Phone,
“ Pagi Rahmat, ayo bangun jangan tidur terus ? ” ucap salam Denisa padaku,

“ Iya pagi juga, Maaf… ini siapa yah ? ”, tanyaku penasaran.
“ Ihh.. masa kamu lupa sih sama aku, Aku Denisa yang semalam kenalan sama kamu… ” ucapnya mengingatkanku,
“ Oh… Denisa, iya, iya aku ingat, ngomong-ngomong kamu lagi diimana Nih ” tanyaku,

“ Aku lagi di Roxy Nih, hari ini kamu ada acara nggak Mat ? ” ucapnya,
“ Emmmm… aku nggak ada acara deh kayaknya, eMang kenapa Niss ? ”, jawab-ku.
“ Aku mau ngerepotin kamu, boleh nggak Mat ? ” ucapnya.

“ EMang mau ngrepotin apa sih Nis, to the point aja deh ”, jawabku.
“ Kamu mau nggak jemput aku ? ”, ucapnya.
“ EMang kamu diimana, biar aku jemput ? ” tanyaku.

“ Aku lagi di Roxy Nih, jemput yah, jam 10.00 kamu sampai sini ya !!! ”, ucapnya.
“ Oke deh Niss, wait me !!! ”, ucapku.

Singkat cerita setelah aku telefon kami terputus, aku-pun kemudian Mandi, dan langsung meluncur ke arah Roxy. Kira-kira setelah setengah jam perjalanan, akupun sampai di roxy. Disana kami hanya ngobrol sejenak, lalu kami-pun memutuskan untuk pergi. Kemudian kami-pun meNinggalkan tempat itu.

“ Kita mau kemana Nih Niss ? ”, tanya-ku.
“ Terserah kamu aja deh Mat, aku nurut… ”,
“ Emmm… kemana yah… Oh iya gimana kalau kita main kerumahku aja? gimana, mau nggak Nis ? ” ucapku menawarkan kepada Denisa,

“ Oke deh Mat terserah kamu aja ”, jawabnya.
“ Kamu-kan baru kenal sama aku, emangnya kamu nggak takut apa ? ”, tanya-ku
“ Takut ??? eMatg harus takut apa sama kamu, hhe… ” ucapnya dengan sedikit bercanda.

“ Kamu nggak takut kalau aku perk*sa apa ? ” ucapku bercanda.
Tapi dia dengan santainya menjawab,
“ Ga usah diperkosa juga mau kok… he… he… ”, sambil melirik kearahku dan mencubit Manja pinggangku.

Kemudian aku bertanya,
“ Bener Nih? ”.
“ Oke… Siapa takut … ” jawabnya dengan beraNi.

Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Sudirman yang memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Denisa untuk masuk lalu kami duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.
“ Bener Nis kamu nggak takut diperk*sa? ”,

Dengan berani Denisa malah menjawab,
“ Mau perk*sa aku sekarang? ”, ujarnya sambil membusungkan d*d*nya yang montok itu.

Aku tidak tahu siapa yang memulai tiba-tiba bib*r kami sudah saling bertemu dan saling mel*mat, dan memainkan l*dah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas **nya. Ci*manku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.

“ Ahh… eSsss…… terus Bebs… ”,
Denisa udah mulai meracau tidak jelas saat l*dah aku turun ke d*d*nya diantara kedua bukitnya. L*dahku terus menjalar ke pay*dar*nya namun tidak sampai pada put*ngnya. Denisa mendes*h-des*h,
“ Mat is*p Mat ayo Mat aku pingin Kamu is*p Mat… ”,

Namun aku tidak memperdulikannya dan masih bermain di sekitar put*ngnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa cel*na d*lamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Denisa dan ditempelkannya tet*knya ke mulutku.

“ Ayo Mat is*p Mat jangan siksa aku Mat… ”,
Akhirnya mulutku mengh*sap tet*k sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku mer*mas-r*mas tet*k sebelah kanannya.
“ Ouhhh… Sss…. ahhh…. eSsss…… enak Mat terus sedot yang keras Mat gig*t Mat ouhhh… ”, racaunya.

Sambil kusedot tet*knya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal p*hanya sambil menggosok- gosok kl*torsnya dari bagian luar cel*na d*lamnya. Denisa-pun tidak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk cel*na d*lamku sehingga mencuatlah torp*oku yang sudah berdiri tegak itu dan Denisa terpana.

“ Gila gede banget Mat punya Kamu… ”,
Dan tanpa dikomando langsung Denisa memasukan kej*an*ku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Denisa menjil*t-jil*t ujung kem*lu*nku terus turun ke bawah sampai selurh b*tangnya terjil*t olehnya.

“ Sss…. ahhh…. enak Niss… terus… Nis ”, aku pun enahan Nikmat yang luar biasa.
Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sehingga posisi kami menjadi **Sesaat aku menjil*ti bagian bibir kewanitaan-nya Denisa mendes*h.

“ Sss…. ahhh…. enak Mat eSsss…… terus Mat… ”,
Akhirnya Denisa menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian kl*torisnya.
“ Ahh… ouh… aku sampai Mat… ”,

Sambil mulutnya terus meng*lum kej*nt*nan-ku sed*tan Denisa-pun semakin cepat dan kuat pada kej*nt*nan-ku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kej*nt*nan-ku.
“ Nis, aku juga mau sampai Nis ahh… ”,
“ Barengan ya… ”,

Mendengar itu Denisa makin bern*fsu meny*dot-nyed*t dan menjil*ti kej*nt*nan-ku dan akhirnya…
“ Aachh… Sss… ahhh… … ”
“ Crottt… Crottt… Crottt… ”

Akhirnya kej*nt*nan-ku menyemprotkan air m*ni dalam mulut Denisa dan dia menelan semuanya sehingga kamipun keluar secara bersamaan. Akhirnya Denisa-pun menggelimpang disampingku setelah menjil*ti seluruh kej*nt*nan-ku hingga bersih.

“ Makasih ya Mat aku dah lama nggak ngerasain kl*maks sejak suami aku kabur… ”, kata Denisa
“ Emang suami kamu kemana? ”,
“ Nggak tau tiba-tiba dia menghilang setelah aku ngelahirin anak aku ”,
“ Lho… kamu udah punya anak? ”,
“ Iya Mat.. anakku udah umur 1 tahun, Mat ”,

Kemudian Denisa memeluk aku dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku c*um bib*rnya lembut dia-pun membalasnya tapi lama-kelamaan ci*man itu berubah menjadi ci*man penuh n*fsu. Kemudian Denisa memegang kem*lu*n aku yang masih terbuka dan mer*mas-r*masnya sehingga secara otomatis torp*do-ku langsung berdiri dan mengeras.

Kemudian Denisa menaiki tubuh aku lalu menjil*ti habis seluruh tubuh aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.
“ Sss… ahhh… … ”, des*hku sejalan dengan jil*tan di tubuhku.
Kemudian Denisa meng*lum kej*nt*nan-ku terlihat jelas dari atas bagai Mata kej*nt*nan-ku keluar masuk mulutnya yang mungil itu.

“ Ah. Ssss…… enak Bebs terus s*dot Bebs… Sss… ahhh… ouhhh… ”, des*hanku semakin mengeras.
Lalu kuputar tubuhku sehingga posisi ** dengan Denisa diatas tubuhku lalu aku menjil*ti kew*nita*n Denisa dan aku h*sap kl*toris Denisa.
“ Ahh… enak… sss ahhh.. terus Bebs, aku Bebs…. kamu Sss… ahhh… ouhh… ”, des*h Denisa.

Kemudian Denisa memutar tubuhnya kembali dan dia memegang torp*do-ku yang sudah siap tempur itu, dipaskannya ke l*ang kew*nita*n- setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pant*t Denisa. Sehingga perlahan-lahan masuklah kej*nt*nan- aku ke l*ang s*ngg*ma Denisa

“ Aow… Ssss…… ohh… geede banget sih punya kamu yang ”, lirih Denisa.
“ Punya kamu juga sempit banget Yang, enak… Sss…. ahhh…. ”, kataku.

Perlahan-lahan aku tekan terus kej*nt*nan-ku ke dalam kew*nit*an-nya yang sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Denisa mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kej*nt*nan- aku seperti dis*dot-s*dot. Denisa berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia meng*rang.

“ Ahh… Bebs aku keluar, ahhhhhhhhh… ”, racaunya.
Setelah itu tubuh dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas kej*nt*nan-ku yang ada di dalam kew*nit*an-nya.

Setelah aku berada diatasnya maka langsung kug*njot Denisa dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Denisa mengalami kl*maks yang ketiga kali dalam waktu yang singkat ini.
“ Ahh… Bebs aku keluar lagi Bebs ahh… ”, Desah Denisa.

“ Kamu lama banget sih Bebs ”, des*h Denisa sambil terus menggoyangkan pinggulnya memutar.
“ Ahh… Ouh… terus Bebs Ssss… Ahhh… enak Bebs terus… ”, racaunya.
“ Iya aku juga enak Bebs terus Bebs ahh… enak Bebs mentok banget Sss…. ahhh…. ”, racauku tak kalah hebatnya.

Akhirnya setelah aku mengg*njot Denisa selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yang mendesak ingin keluar dari bagian kej*nt*nan-ku.
“ Bebs, aku mau keluar Bebs ”,

“ Mau di dalam atau diluar Bebs? ”, kataku.
“ Bentar Bebs aku juga mau keluar lagi ahh… ”, des*h Denisa.
“ Di dalem aja Bebs biar aku tambah puas ”, des*h Denisa lagi.

“ Ahh… Ssss…… Bebs aku keluar Bebs ahh… ”, racauku
“ Barengan Bebs aku juga sampai Sss…. ahhh…. ahh… oh… ”, des*h Denisa.
“ Ahh… Bebs aku keluar Bebs ahh… Ssss…… ohh… ”, des*hku.

“ Aahh ”, menyemprotlah air m*niku sebanyak 9 kali.
“ Emmhh… ”, saat itu juga si Denisa mengalami kl*maks.
“ Makasih ya Bebs ”, kata Denisa sambil menc*um bibirku mesra.

Setelah itu kami langsung membersihkan diri di kamar Mandi dan didalam kamar Mandi-pun kami sempat ‘main’ lagi ketika kami saling membersihkan punya pasangan kami masing-masing tiba-tiba Denisa jongkok dan meng*lum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan Nikmatnya.

Namun aku tidak tahan menahan gejolak yang ada maka aku duduk di ws dan Denisa duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kej*nt*nan-nya kedalam kew*nit*an-nya.
“ Bless… ahh… Ssss…… enak Bebs ahh… ”, racaunya mulai meNikmati permainan.

Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dengan posisi seperti itu maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kej*nt*nan-ku dan aku suruh Denisa men*ngging dengan berpegangan pada tepian bak Mandi dan ketika dia men*ngging langsung aku g*njot maju mundur sambil mer*mas-r*mas pay*dar*nya yang mengayun-ayun.

“ Sss…. ahhh…. Mat aku mau keluar Mat… ”, des*hnya.
“ Mat, aaahhh… ”, terasa l*ndir k*win Denisa kembali membasahi kej*nt*nan-ku.
Karena kondisi Denisa yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kej*nt*nan-ku dan Denisa melanjutkannya dengan meng*lum kej*nt*nan-ku hingga akhirnya…

“ Nis aku mau keluar Bebs… Sss…. ahhh…. ”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kej*nt*nan-ku sehingga terlihat kej*nt*nan-ku amblas semua ke mulutnya yang mungil itu.
Dan ketika Denisa meny*dot kej*nt*nan-ku maka… “ Sss…. ahhh…. Nis… ”,

Dan pada akhirnya aku semprotkan seluruh air m*niku ke mulut Denisa dan aku lihat Denisa menelan semua air m*niku tanpa ada yang tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kej*nt*nan-ku dengan menjil*ti sisa-sisa seluruh air m*ni yang ada.

Setelah itu kami saling membersihkan tubuh kami masing-masing dan kami kembali ke kamar dengan tubuh yang sama-sama tel*nj*ng bulat dan kami tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami dan kami saling menc*um dan mer*ba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

Tanpa terasa kami sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kami mengenakan baju kami masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Denisa pulang ke kostsannya di daerah Roxy dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat cerita ini aku tulis, kami masih sering berhubungan dan melakukan hubungan int*m.