Pengalaman ini pernah aku alami dan menjadi cerita dalam seumur hidupku yang membuatku merasakan sesuatu yang baru dari kenikmatan b*rahi. Kenikmatan b*rahi ini pertama aku rasakan ketika aku dan teman perempuanku yang sama-sama masih menjalani kuliah di semester 4 di salah satu universitas swasta di “xxxxxxx” dipertemukan untuk berbincang- bincang.
Sebut saja nizah { nama samaran }, dia adalah teman sekelasku. Dia wanita yang cantik, berkulit putih, tinggi, tubuh s*ksi terlihat jelas dibalik pakaian anggun yg dikenakannya, sedikit ketat mengukuti lengkungan buah d*d* yang terlihat menonjol dan mebuat d*d*ku deg-deg-an ketika kerap aku memperhatikannya dari kejauhan.
Pakaian rock panjang juga menghiasi lunggak lenggok pant*tnya yg aduhai s*xy-nya ketika tak sengaja aku melihat saat berjalan di belakangnya.Jelas ini membuatku sedikit h*rny, dan an*-ku menjadi berontak dalam sl*mpak. Pemandangan yang mengga*rahkan hasrat ini sering aku alami sejak semester pertama aku berkenalan dengan nizah.
Aku sadar H*srat ini hanya angan-angan semata walaupun terkadang aku sering berf*ntasi membayangkan bisa menyentuh d*d*- nya yang s*xy dan membelai pant*tnya yang berisi. Di semester 4 itu aku dan Nizah mulai dekat dan semakin akrab, dikarenakan kita sering berjumpa di kelas yang sama dan kebetulan sering menjadi satu kelompok jika ada tugas dari Perkuliahan.
Kedekatanku dengan Nizah sangat menguntungkan-ku. Aku bisa memandangi keindahan dan kes*xian diri-nya sesuka ku karena begitu dekat posisiku dengan dia baik saat berbincang-bincang ataupun saat kita diskusi. ketika itu ada sesuatu yang masih membuatku penasaran dari teman perempuanku ini.
Hasr*t-ku semakin menggebu-gebu ketika kupandangi kerudungnya yang selalu kerap dia kenakan. Rasa penasaranku bertambah ingin tahu seperti apa panjang rambutnya karena belum pernah aku melihat nizah tak pakai kerudung. Seperti biasa di ruangan kelas sembunyi-sembunyi aku memandanginya tanpa sepengetahuan nizah ataupun tema-teman lainnya.
Ku pandangi kerudungnya yang berwarna ungu, mungkin itu adalah warna kesukaannya karena setiap aku perhatikan kerudung-kerudung-nya selalu bercorak ungu, terlihat sesuatu yang menonjol dari balik kerudungnya bagian belakang, pikirku itu mungkin rambutnya yang diikat sehingga saat ditutupi kerudung maka terlihat menonjol.
Saat ku pandangi itu, hasr*t b*rahi-ku entah kenapa semakin memanas. Terbayangkan dalam otak mes*m-ku nizah memiliki rambut panjang lurus, lebat dan mengga*rahkan, berf*ntasi aku bisa membelai rambtnya itu. Saat itu fant*si ku tentang nizah terbuyarkan karena suara bel berbunyi tanda jam kuliah sudah habis.
Saat ku membereskan buku tiba-tiba ada yang mendekatiku dan menyapaku, ” Hai Kiki? “. saat aku melihatnya tak ku sangka ternyata nizah. Ini membuatku kaget dan sedikit gugup,
” Hai juga “. aku membalas sapa-nya.
“Ada apa nizah ko km belum pulang ?” tanya-ku kepadanya.
” Ki, kebetulan tugas-ku belum selesai, aku bingung nih gak bisa beresin tugasnya kalau sendiri, kira-kira kiki bisa bantu gak? kalau kiki gak keberatan, sekarang kiki ke kosn nizah ya”, Pinta Nizah ke Aku.
Saat kudengar permintaannya untuk aku bisa datang ke kosn-nya membuatku tak percaya dan d*d*ku semakin deg-deg- an, tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyanggupinya.
“Ok nizah, dengan senang hati, kebetulan aku g ada kegiatan apa-apa lagi”.
Aku dan nizah langsung berangkat bareng ke kosn-nya.
Setibanya di sana kosan yang berukuran tidak begitu besar hanya berukuran 3 x 4 m dihiasi pernah pernik khas kamar perempuan dengan aroma parpum yang membuatku semakin deg-deg-an lagi, kebetulan Ibu kost lagi ke luar kota dan di kosn hanya nizah saja sendiri.
Keadaan ini membuat hatiku bahagia sekali karena bisa lama-lama dengan nizah di kamar kosn-nya tanpa takut dimarahi ibu kosn. H*sratku mulai memanas saat aku duduk untuk pertama kali-nya di kosn nizah. Kami tidak langsung mengerjakan tugas tetapi berbincang -bincang terlebih dahulu sambil istirahat sejenak karena perjalanan yang cukup melelahkan dari kampus ke kosn yang lumayan jauh.
” Ki, silahkan diminum dulu air nya, kamu pasti lelah kan?”,Nizah menyodori aku air minum.
” Makasih Nizah” ucapku.
” wah enak juga ya kosn perempuan, bersih sama rapih beda sama kosn cwo yang sering berantakan ?”, basa-basi-ku ke nizah.
” Ah biasa ajah ki, cuman aku sering rapiin dulu kmr ku ini sebelum berangkat ke kampus”. ujar nizah ke aku sambil tersenyum m*nis “.
Teringat bayangku dikelas tentang rambut di balik kerudung Nizah dan saat di kosn-nya penasaranku semakin menjadi-jadi. Aku-pun memberanikan diri untuk basa-basi bertanya ke Nizah dengan harapan nizah segera membuka kerudungnya supaya aku bisa menikmati keindahan rambutnya.
” Nizah sebenernya itu apa sih di balik kerudung kamu, aku liat ada yang monjol di bagian belakang kerudungnya”, ucap ku ke Nizah dengan sedikit gaya polos. Nizah pun langsung merespon,
” Oo ini Rambut aku yang aku iket supaya g gerah jadi memang bakal keliatan menonjol “, jawab Nizah sambil memegang tonjolan rambut-nya.
Aku pun tak sabar dalam anganku pengen mencoba memegang tonjolan rambut Nizah itu yang ada di balik kerudungnya seperti tonjolan an*-ku di balik celana ku yang sudah h*rny. Aku pun Langsung berucap
” Oo pantesan y keliatan menonjol di balik kerudungnya, Jadi pengen Nyobain pegang, Boleh g Nizah “?, ucapku ke Nizah dengan sedikit becanda. Nizah-pun merespon,
” Ah kiki ada-ada aja, ya boleh sekalian bukain kerudung aku ya ?” sambil menghampiriku dan duduk di depan-ku sambil membelakangi-ku.
Aku Pun tak mensia-sia kan kesempatan itu yang membuat hati ku dan h*sratku b*rahi-ku melambung tinggi. Saat aku duduk di belakang dia dengan jarak hanya beberapa cm saja aku mulai sedikit mer*mas-r*mas tonjolan rambut yang diikat di balik kerudungnya, Aku mulai menc*um-c*um tonjolan itu, wangi sekali kerudungnya.
Nizah mulai menyadari kalau aku … sedang h*rny dan dia membiarkan aksiku itu. Akal sehat ku sudah total menghilang dari otak-ku dan semuanya dipenuhi n*fsu b*rahi yang memanas. Aku mulai membuka kerudunganya perlahan-lahan dan kulihat rambut panjangnya mulai tergerai dengan masih diikat seperti ekor kuda,
Terc*um wangi rambutnya dan mendorongku menc*um rambtunya dan menghirup wanginya, terlihat pundak yang putih dihiasi helaian rmbt di atasnya, aku pun langsung menc*uminya sambil membelai rmbtnya yang penjang. tangan ku tidak diam di situ saja,
Saat ku c*umi rambtnya , tangan ku Mulai memeluk dia dari belakang, kedua tangan ku masuh ke bawah kedua lengah Nizah dan Aku mulai menjelajah Tonjolan Buah d*d*- nya kemudian mer*mas-r*masnya, terasa empuk, kenyal dan aksi-ku membuat nizah mendes*h dan merangs*ng dahsyat. Di sela-sela suara des*han nizah, dia bilang
” ki kamu ternyata nakal juga tapi enak juga nich, jangan bilang-bilang ya”.. ah.. ah ah..”. Aku pun langsung meyakininya
” Tenang aja nizah, ini rahasia kita berdua, maafin aku ya, soalnya aku g tahan dengan kes*xian mu “. ucapku ke nizah”.
Nizah pun pasrah dengan merespon” Iya Sayang”.
Dengan kepasrahan Nizah atas aksi H*t ku membuatku merasa semakin berg*irah untuk menikmati setiap kenikmatan yang kurasakan dari tubuhnya. Rambut Nizah yang masih diikat aku coba untuk melepasnya, pemandangan yang begitu indah ketika rambutnya terurai panjang mengga*rahkanku, aku belai-belai dan kuc*umi rambut wanginya.
Aksi ku tidak pusa di situ saja, Aku mengajak Nizah untuk berdiri, Dia pun menuruti kemanuanku, setelah Nizah berdiri posisiku tetap di belakang Nizah, Ku pandangi sejenak Pant*t yang sangat berisi, Ku mulai menyentuh dan mer*mas-r*masnya, lagi-lagi Nizah mendes*h,
“ah..ahhh.. hmmm.. enak sayang”. Kenikmatan itu semakin terasa tidak puas, aku pun menurunkan rock panjangnya dari pant*t Nizah yang aku r*mas-r*mas. Terlihat ** Nizah berwarna merah muda semakin membuatku tak sabar menerbangkan burungku untuk hinggap di sana.
Aku pun segera membuka celana jeans yang ku pakai sekaligus cel*na d*lam ku, k*nt*l ku menegang, tegak berdiri. Nizah pun penasaran dengan malu-malu meng*c*k k*nt*lku. tapi itu tidak lama. langsung aku buka bajunya sekaligus ** nya.
Tiba-tiba Nizah tersadar dan ingat akan dosa yang telah kami perbuat, akhirnya kami memakai baju kami kembali dan dalam hatiku sangat kesal tapi aku juga sadar tidak dapat memaksa Nizah, Semoga lain kali ada kesempatan seperti ini lagi dan kami bisa menikmatinya.