Aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel berbintang dan aku menginap di suatu penginapan di kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan siadakan dua hari dimana dimuali pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang.
IstrIku yang bah*nol saat itu mengenakan blaser kuning berleher rendah sehingga kedua p******a montoknya tampak dari balik blaser kuningnya dan tampak remang remang p****g s**u istriku di balik blasernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 40 tahun memakai ** tipis dan p****t bah*nolnya begitu menggoda saat berjalan
Dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi. Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua.
Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah mempermainkan daerah sens*tifnya di selangk*ngannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja.
“Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau p*jit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dip*jit cewek lho” kata istriku
“Yah, cari tukang p*jit kakek kakek, sekalian m*jit m*jit anumu ?.” kataku berseloroh
“Biar, selain mem*jit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangk*ngannya
“Bener ?”kataku
“Boleh kan, mas? tanya istriku
“Kau memang pingin to, dik?” tanyaku
“Ya, aku pingin mas,” kata istriku v*lgar menatapku dengan tajam
“Boleh, kan?” kata istriku merayu
“Kalau kau suka dan senang ?” jawabku
Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang p*jit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang p*jit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung.
“Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang p*jit mulai mem*jitku.
“Orang memanggil saya, Mbah Pairan, mas,”
katanya Menurut ceritanya, dia ahli p*jit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kem*luan laki laki dan segudang cerita lainnya,
Bahkan ada cerita Mbah Pairan yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan ga*rah seorang wanita tanpa menyentuh. Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.
Mbah Pairan terus mem*jit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dip*jit b*tang kem*luanku dan beberapa saat kemudian kulihat b*tang kem*luanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Pairan cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk.
“Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku.
“Istri saya, mbah,”kataku
“Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa dipakai,”katanya.
Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.
“Sudah pijatnya, mas,”kata istriku
“Belum, jeng,” Mbah Pairan yang menjawab.
“Kenalkan ini istri saya Mbah Pairan,”kataku.
“Bener to, jeng?katanya.
“Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Pairan.
“Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Pairan yang duduk di pinggir ranjangku.
“Saya, Mbah Pairan,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku.
“Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.
“Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Pairan.
“Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Pairan langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Pairan menatap tajam gundukan daging p******a istriku bagian atas.
“Jeng, pijet ya,” kata Mbah Pairan
“Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus
“Nggak Mbah Pairan nggak perlu megang?.”katanya
Sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Mbah Pairan duduk dipinggir ranjang pant*tnya bersebelahan dengan p****t bah*nol istriku yang rebahan.
Kulihat Mbah Pairan membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku.
“Gimana jeng, enak” tanya Mbah Pairan
“Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dip*jit “kata istriku
“Enak kan jeng,” Mbah Pairan bertanya lagi
“Ya ?”kata istriku
“Ya apanya?”tanya Mbah Pairan
“Enak rasanya..”kata istriku
“Jeng, Siapa namanya?”tanya Mbah Pairan
“Yati, mbah?”jawab istriku
“Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Pairan lagi
“Iya, mbah enak,” kata istriku
“Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi n*kmat..”kata Mbah Pairan
Kulihat Mbah Pairan mengembangkan telapak tangannya diatas kedua p******a istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendes*h saat Mbah Pairan menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Pairan tengah mer*mas r*mas p******a montok istriku.
“Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua p******a montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya.
“ooh mbbaaaaah Pairanooo ?.”istriku merintih ketika tangan Mbah Pairan semakin cepat membuka menutup mer*mas dari jauh kedua p******a montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya.
“Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendes*h saat salah satu tangan Mbah Pairan seolah memelintir p****g s**u istriku dan tampak jelas kedua p****g s**u istriku tersembul dari balik blaser nya. “maaas mbaaaah Pairanoooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Pairan sepertinya memelintir sambil menarik kedua p****g s**u istriku.
Mbah Pairan semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendes*h oleh perlakuan Mbah Pairan.
“Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Pairan
Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.”
Istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan **nya di belakang dan menarik **nya sendiri hingga tali talinya terputus.
“Ayo mbah haus,” kata Mbah Pairan.
Istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua p******a montok istriku dimana kedua p****g sus*nya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya.
“Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek m*jit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Pairan sambil seolah mengusap kedua p******a
Istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”,
Tapi istriku memegang pay*dara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Pairan dan Mbah Pairan langsung mencaplok p******a kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air sus*kuuuu mau keluaaaar ?
Mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Pairan menyedot nyedot p******a kanan istriku yang mengeluarkan air s**u. Mbah Pairan menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Pairan yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Pairan memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Pairan mer*mas r*mas p******a kiri istriku.
“Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Pairan yang mengenakan ikat kepala. Rupanya sedotan Mbah Pairan pada p******a kanan istriku begitu kuat dan cepat,
Hingga beberapa menit saja air s**u p******a kanan istriku pun habis dan Mbah Pairan langsung melahap p******a kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Pairan dengan ganasnya menyedot air s**u p******a kiri istriku yang terus mengerang tak karuan.
Begitu ganasnya Mbah Pairan menyedot air s**u p******a kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Pairan ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Pairan terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, g*lanya istriku memeluk kepala Mbah Pairan.
Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Pairan pada p******a kiri istriku dan Mbah Pairan menghentikan sedotannya saat air s**u istriku habis.
“Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Pairan
Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Pairan di depan s**********n istriku. Ttangan kanan Mbah Pairan seolah menggosok s**********n istriku sehingga istriku berjinjit karenanya.
Rupanya Mbah Pairan mempermainkan istriku dan Mbah Pairan membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara s**********n istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari s**********n istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir v****a istriku sudah keluar.
“Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Pairan memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Pairan. Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Pairan,
Kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Pairan, kedua p******a montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terk*ngk*ng lebar, sehingga cel*na d*lam sutera putihnya tampak. Tangan kanan Mbah Pairan meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya,
Sesuatu sebesar b*tang kem*luan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini. Bungkusan di tangan kanan Mbah Pairan didekatkan pada s**********n istriku dan pluk benda itu melompat di p*ha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan
“Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Pairan menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dip*ha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Pairan.
“Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke s**********n nya.
“Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. ” rintih istriku menghiba. Mbah Pairan bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati s**********n istriku dan Mbah Pairan meyingkap cel*na d*lam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kem*luan istriku yang lebat terlihat.
Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kem*luan istriku dan
“Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang p*****r saat lubang berbibir benda itu melahap k******t istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan p****t bah*nolnya berguncang tangan kirinya mer*mas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Pairan kencang. Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan n*fsu b*rahinya
Rupanya benda itu semakin ganas meng*lum dan menyedot nyedot k******t istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku mer*mas sprei ranjangnya hingga “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan p****t bah*nol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terk*ngk*ng mencapai o*****e di sore hari itu.
Mbah Pairan membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua p******a istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Pairan menuntun istriku ke ranjangku.
Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir v****a istriku dan Mbah Pairan memelorotkan cel*na d*lam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir v****a istriku yang langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dik*mpoooot ?
ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”p****t bah*nol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan ken*kmatan emp*tan benda itu pada bibir v*ginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “i*iiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeem*iiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya p****t bah*nol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat o*****e keduanya berlangsung.
Mbah Pairan tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik p*ha kanan istriku hingga berdiri terk*ngk*ng. Kulihat benda ulat itu tetap meng*lum k******t istriku dan tiba tiba ekor ulat itu meng*cung ke atas
Dan tangan kanan Mbah Pairan langsung membuka lebar bibir v****a istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Pairan membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir v****a istriku yang terbuka itu dan
“Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendes*h saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang v****a istriku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendes*h keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang v****a istriku.
Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua p******a montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Pairan dan mer*mas r*mas p******a istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan mer*mas r*mas p******a istriku.
Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan b*rahi sekaligus, dimana kedua pay*daranya secara bergantian di r*mas r*mas tangan mbah Pairan, sedangkan kelent*tnya dik*lum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang v****a istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu.
Pant*t istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Pairan yang menggesek gesekkan selangk*ngannya ke p****t istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.
“Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat o*****e ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku men*ngging.
Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku o*****e lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Pairan yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku men*ngging, Mbah Pairan langsung membuka kedua bulatan p****t bah*nol istriku sehingga a**s istriku terlihat.
Mbah Pairan semakin membuka p****t istriku dan a**s istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Pairan menj*lati a**s istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak,
“Mbaaaah jangaaaaaan a*uuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ?
enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan p****t istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan p****t bah*nolnya.
“Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Pairan menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang a**s istriku dan kepala Mbah Pairan maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam a**s istriku.
Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangs*ngan di lubang an*snya, k******t dan liang v*ginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan n*kmatnya rangs*ngan Mbah Pairan dan ulat yang menyumpal liang v*ginanya..
“Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan p****t bah*nolnya tersentak sentak saat mencapai org*smenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai.
Hanya p****t bah*nol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah men*kmati ken*kmatan baru dimana ketiga serangan b*rahi di daerah paling sens*tif istriku di serang dengan gencarnya.
Tiba tiba Mbah Pairan memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah b*tang k*********a yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal p*ha depan istriku sehingga istriku men*ngging kembali
Dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan p****t bah*nol istriku sehingga lubang a**s istriku menganga kembali dan Mbah Pairan meludahi lubang a**s istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang a**s istriku dan Mbah Pairan terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Pairan.
Mbah Pairan memegang b*tang k*********a kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Pairan dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur pen*snya ke lubang a**s istriku.
Istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” p****t istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai mer*ngsang k******t dan liang v****a istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur b*tang kem*luan Mbah Pairan perlahan tapi pasti melesak ke lubang a**s istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh !!
“p****t istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Pairan menekan p*nisnya ke lubang a**s istriku, ulat yang menyumpal di liang v****a istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot k******t istriku bersaamaan sehingga b*tang kem*luan Mbah Pairan semakin lama semakin dalam di lubang a**s istriku.
Begitu b*tang kem*luan Mbah Pairan masuk seluruhnya di lubang a**s istriku, Mbah Pairan pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali b*tang k*********a di dalam lubang a**s istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genj*tan p****t Mbah Pairan mengeluar masukkan b*tang k*********a di lubang dubur istriku.
“Mbbbbbaaaaah akuuuuuu !!.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii !!.” erang Mbah Pairan semakin cepat menggenjot b*tang k*********a di lubang v****a istriku dan “Mbaaaaaah Pairanoooooooooo!!.”istriku mengerang lirih dan Mbah Pairan menghujam b*tang k*********a dalam dalam ke lubang a**s istriku yang mengalami o*****e ke lima
Tangan Mbah Pairan menarik pangkal p*ha istriku hingga p****t Mbah Pairan menyodok nyodok p****t bah*nol istriku karena air man*mya muncrat di dalam a**s istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang a**s istriku dan rupanya a******i Mbah Pairan keluar dari tekanan lubang a**s istriku yang tersumpal oleh b*tang kem*luan Mbah Pairan yang cukup besar itu.
Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu. Keduanya pun tertidur karena kelelahan.